Butir Hikmah dan Cerita Inspiratif
Hallooo...jumpa lagi di
blog saya yaitu Dwi Kurniawan Blog’s. Blog yang ikhlas berbagi pengetahuan,
manfaat, dan motivasi semangat untuk kawan-kawan sekalian. Kali ini saya akan
berbagi sebuah cerita...wah tumben-tumbennya ya. Bukan tumben sih, tapi ini memang
pertama kali saya menshare sebuah
cerita ke blog saya. Cerita ini bukan cerita fiksi, karangan, atau ngaco belaka. Tapi serius, ini cerita
nyata dan terjadi di tempat tinggal saya. Udah gak sabar kayaknya ya...seperti
apa ceritanya...Cuma singkat kok, gak panjang-panjang. Nanti yang baca malah
ngantuk kan ya?? Pun nanti saya akan membuat sebuah film pendek yang berisi
interview dan cuplikan kisah ini agar lebih hidup di pertemuan selanjutnya atau
saya sunting pada kiriman ini nanti.. Oke inilah ceritanya...kita lihat di Te Ka Pe!!!
Butir Hikmah
Hati-Hati
dan Waspada
Oleh:
Kurniawan Dwi
Cerita ini bukanlah karangan
semata. Ini adalah pengalaman dari teman saya langsung, yaitu Alan Setiawan.
Saya dapat memperoleh cerita langsung darinya, karena ketika kejadian berlangsung
saat itu saya tidak sedang bersamanya. Cerita ini terjadi di desa Notoharjo 17
A, Kecamatan Trimurjo, di kediaman Niko.
Yah, yang namanya kemalangan tidak
disangka-sangka? siapa yang tahu itu. Musibah pun tidak disangka-sangka.
Detik-detik peristiwa ini terjadi adalah saat hari mulai petang pada hari itu
di rumah Niko, yang rumahnya pun tidak jauh letaknya dari rumah saya. Seperti
biasa, mereka berdua duduk asyik mengobrol di ruang tamu sekitar jam 5 sore
atau sebelum maghrib. Saat itu diluar sedang gerimis, sepertinya seusai hujan
deras. Waktu terbawa suasana mengobrol yang ngalor
ngidul saat itu tak terasa sudah menunjukkan sekitar pukul 7, yang artinya
awan sudah larut dan senja sudah tenggelam. Entah terkena hawa apa atau firasat
apa, Niko terdorong untuk mengingatkan kepada Alan kalau motornya masih ada di
samping rumah untuk sebaiknya dipindah ke depan rumah agar terpantau.
“Lan, motormu
pindaho neng ngarep, ben ketok. Ojo neng mburi(Lan, motormu pindah saja ke
depan, supaya kelihatan. Jangan di belakang).”
Kata Niko
“Wes ben neng
kunu ae. Orapopo(Sudah biar disitu saja. Tidak apa-apa).” Ujar Alan
Mereka kembali asyik mengobrol,
bermain Handphone, dan bermain gitar.
Sampai waktu tak terasa sudah semakin malam, sekitar pukul 9. Gerimis masih
terlihat awet tidak berkurang sedikitpun. Namun justru perlahan semakin deras. Menyadari
hal itu, Alan pun berkeinginan untuk pulang karena khawatir hujannya menjadi
semakin deras. Namun, sayang sekali kepulangan harus tertunda karena ia masih
berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia hanya lupa menaruh motornya.
“Loh, motorku
kok ora enek yo Ko? opo wes dilebokne neng jero omahmu Ko?(Loh, kok motor
saya tidak ada ya Ko? apa sudah dimasukkan ke dalam rumahmu Ko?)” Ucap Alan.
“Opo iyo? aku
ora nglebokne ki. Aku lho kat mau karo kowe.(Apa iya? aku tidak memasukkan
motormu tuh, aku loh dari tadi sama kamu.)”
Balas Niko sembari menghampiri Alan.
“Ora usah
ndagel Ko..(Jangan bercanda Ko..)” Ucap Alan
“Tenan asli,
jajal delok.o neng jero ora enek ki motormu...(Bener asli, cobalah lihat di
dalam rumah tidak kok motormu)” Balas
Niko, sambil sesekali melirik bekas letak motor Alan.
“Eh, delok.en
lan..enek bekas ban motormu kui. Aku wes mbatin iki jangan-jangan.. jajal
ditelusuri ngarah nendi..(Eh, lihat itu Lan..ada bekas ban motormu itu.
Saya sudah menduga ini jangan-janagn.. coba ditelusuri mengarah kemana..)” Tambah Niko
Akhirnya mereka menelusuri jejak
ban motor itu yang ternyata juga terdapat jejak kaki mengikuti tepat di sebelah
jejak ban motor Alan. Sudah tidak ada kemungkinan lain selain motor Alan telah
dicuri. Kalaupun ada yang jahil, jejak motor itu tidak akan jauh dari tempat
awal Alan meletakkan motor.
Singkatnya mereka mencari motor
Alan yang hilang bersama beberapa warga sekitar yang diduga sempat mengetahui
seseorang menuntun motor di pertigaan yang ada. Dan diduga lagi pencuri membawa
motor Alan ke arah barat, tepatnya ke arah desa sebelah yaitu desa Bumi Ayu.
Hingga larut malam dan kehujanan
bahkan kedinginan, masuk angin hingga dikerokin,
tetap usaha pun tak membuahkan hasil. Pencuri sudah menghilang entah kemana.
Warga sempat bertanya kepada seorang tokoh penerawang dan hasilnya adalah
diduga pelaku pencurian motor Alan ini adalah dilakukan oleh orang yang
tinggalnya masih di desa 17 A tersebut. Namun apa daya, Alan sudah
mengikhlaskan dan tidak melanjutkan kasus ini untuk diselidiki.
Demikian cerita singkat yang saya peroleh langsung
kronologisnya dari teman saya, yang menjadi korban pencurian sepeda motor, Alan
Setiawan. Kejadiannya terjadi begitu cepat hingga penulis pun tidak dapat
mengonsep lebih luas tentang kasus ini dalam butiran kata-kata yang panjang dan
banyak. Maka, cukup singkat namun tujuan utama penulis, niat awal penulis
adalah agar kita dapat memperoleh maksud dan pelajaran yang terkandung di dalam
peristiwa nyata ini. Yaitu agar kita dapat lebih berhati-hati dan waspada. Kita
tidak tahu kejadian apa yang akan terjadi di detik, menit, jam, entah itu
musibah, bencana, kemalangan, kesialan, yang yang akan datang, yang seharusnya dapat kita antisipasi
sebelumnya jika kita mau berhati-hati dan waspada. Kita tidak harus selalu berhati-hati dengan hal besar saja yang kemungkinan terjadi. Tetapi, hal kecil pun juga harus diperhatikan. Tidak boleh diremehkan, seperti pada cerita ini yaitu, melakukan keamanan.
Sekecil apapun yang kita miliki, tetap kita harus menjaganya jika itu berharga, agar tetap aman dan terkondisi. Hal
tersebut memberikan kita pelajaran untuk dapat bersikap hati-hati, waspada dan
amanah, yaitu salah satunya menjaga barang yang kita miliki dan merawatnya
dengan baik.
Itulah pelajaran yang dapat kita
ambil dari cerita di atas. Maka hikmah yang dapat kita tangkap adalah buah yang
luar biasa dari kesabaran dan keikhlasan. Alan pun tetap tabah dan menerima
cobaan itu dan sudah mengikhlaskan motornya dan tidak ingin melanjutkan kasus
yang sudah terjadi meskipun pelaku pencurian itu sudah diduga diketahui oleh
Alan. Dan buah hikmah yang diperoleh oleh Alan adalah, melalui usaha keras
semenjak ia kehilangan motor, ia dapat memperoleh rejeki yang cukup untuk
membeli motor yang baru, bagus dan lebih keren.
Oke, itu tadi ceritanya ya kawan-kawan...hehehe
terlalu sederhana ya? Yah, maklumin aja kali ya. Saya juga gak bermaksud menulis
karangan Novel yang menggunakan bahasa dan sastra yang puitis dan dramatis.
Saya lebih mengarah pada pelajaran dan hikmah yang diperoleh dari cerita yang saya paparkan....yaa, kita itu harus bersyukur punya apa yang kita
miliki saat ini. Nah kalo udah bersyukur berarti kita juga harus amanah. Kita
jaga itu barang milik kita yang kiranya berharga. Kalo udah amanah nanti
buahnya adalah kita akan menjaga barang kita yang berharga itu dengan hati-hati
dan waspada dan memohon perlindungan serta pertolongan dari Allah...nah, iya
kan? Hehehe. Itu saja ya...semoga bermanfaat kawan-kawanku, sahabat-sahabatku
para pembaca sekalian yang saya sayangi..saya cukupkan sekian dan terima kasih.
Jika ada masukan atau tanggapan silahkan dikomen
dibawah ya..atau jika kawan-kawan juga punya cerita yang menarik, tentunya yang
nyata bukan mengada-ngada. Kawan-kawan
bisa tulis di komentar untuk berbagi cerita...hehehe atau kalau males
atau malu, kirim saja ke Email saya. (Konfirmasi lewat FB saya namanya
Kurniawan Dwi untuk memperoleh informasi Email saya)
Comments
Post a Comment